Tugas Bahasa Indonesia II
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini.Karena berkat rahmat-Nya penulis bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Catatan Kaki dan Kutipan mengenai Pemeriksaan
Akuntansi.Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia
II.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih
luas kepada pembaca.Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Terima
Kasih .
Bekasi, Desember 2013
Penulis
Dini Nurhayati
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Dalam sebuah bisnis
maupun perekonomian, suatu audit menjadi sebuah hal yang sangat penting sekali,
kenapa? karena audit ini dapat memberikan kepercayaan yang lebih kepada para
pihak yang berkepentingan, misalkan saja di dalam suatu perusahaan, suatu audit
akan sangat dibutuhkan oleh para pemegang saham untuk melihat kondisi ataupun
memantau perkembangan perusahaan yang menjadi hak milik para pemegang saham
tanpa intervensi dari pihak pihak manajemen atau karyawaan perusahaan, untuk
lebih jelasnya silahkan kalian baca artikel yang ada dibawah ini.
Auditing adalah suatu
proses dengan apa seseorang yang mampu dan independen dapat menghimpun dan
mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang terukur dari suatu kesatuan
ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan melaporkan tingkat kesesuaian
dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Untuk melaksanakan suatu audit atau pemeriksaan, selalu diperlukan keterangan
dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan standar-standar atau kriteria yang dapat
dipakai oleh auditor sebagai pegangan untuk mengevaluasi keterangan tersebut.
Audit atau
pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi, anke,
proses, atau produk.Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten, objektif, dan
tidak memihak, yang disebut auditor.
Tujuannya adalah untuk melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah
diselesaikan atau berjalan sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang
telah disetujui dan diterima.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian Latar Belakang yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1.
Bagaimana
ruang lingkup Akuntansi Forensik yang dikemukakan oleh beberapa para ahli?
2.
Mencari
tahu hubungan antara Akuntansi Forensik dengan Fraud?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan Rumusan Masalah diatas,
maka Tujuan Penulisan ialah :
1.
Mengetahui informasi mengenai audit
2.
Mengetahui langkah-langkah dalam
melakukan audit
3.
Mengetahui jenis-jenis dan tahapan
dalam audit
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Rangkuman Audit
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, sistem, proses, atau produk.Audit dilaksanakan oleh pihak yang
kompeten, objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor.
Ada beberapa
pengertian audit yang diberikan oleh beberapa ahli di bidang akuntansi, antara
lain:
Pengertian Auditing menurut(Whittington, O. Ray dan Kurt Pann , 2012:4) , auditing adalah:
“Auditing is an examination of a company’s financial
statements by a firm of independent public accountants. The audit consists of a
searching investigation of the accounting records and other evidence supporting
those financial statements. By obtaining an understanding of the company’s internal
control, and by inspecting documents, observing of assets, making enquires
within and outside the company, and performing other auditing procedures, the
auditors will gather the evidence necessary to determine whether the financial
statements provide a fair and reasonably complete picture of the company’s
financial position and its activities during the period being audited”.
TERJEMAHAN :
"Audit adalah pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan oleh perusahaan akuntan publik yang independen. Audit terdiri
dari penyelidikan mencari catatan akuntansi dan bukti lain yang mendukung
laporan keuangan tersebut. Dengan memperoleh pemahaman tentang pengendalian
internal perusahaan, dan dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat
bertanya dalam dan di luar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain,
auditor akan mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan
perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit”
Menurut
Mulyadi :
“Suatu
proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian haisl-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan”.
Pengertian Auditing Menurut (Sukrisno Agoes , 1996:1), auditing adalah :
“Suatu pemeriksaan yang dilakukan
secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,
terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh pihak manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk
dapat memberikan pedapat mengenai laporan kewajaran laporan keuangan tersebut”.
Pengertian auditing menurut William F. Meisser, Jr (Auditing and Assurance Service, A Systematic Approach, 2003:8) auditing adalah:
“Proses yang sistematik
dengan tujuan mengevaluasi bukti mengenai tindakan dan kejadian ekonomi untuk
memastikan tingkat kesesuaian antara penugasan dan kriteria yang telah
ditetapkan, hasil dari penugasan tersebut dikomunikasikan kepada pihak pengguna
yang berkepentingan”.
Secara umum
pengertian di atas dapat diartikan bahwa audit adalah proses sistematis yang
dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen dengan mengumpulkan dan
mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam melaksanakan
audit faktor-faktor berikut harus diperhatikan:
1. Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah
kriteria (standar) yang dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi
informasi tersebut,
2. Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit
harus jelas untuk menentukan lingkup tanggungjawab auditor,
3. Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas
yang cukup untuk memenuhi tujuan audit,
4. Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta
sikap independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk mendukung
kesimpulan yang akan diambilnya.
PROSEDUR AUDIT
Sebuah prosedur
audit[1] merupakan instruksi – instruksi terperinci yang
menjelaskan bahan bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan
pengauditan. Misalnya, berikut ini adalah prosedur audit untuk melakukan
verifikasi terhadap pengeluaran kas.
· Dapatkan jurnal pengeluaran kas dan
bandingan nama pihak yang menerima pembayaran tersebut (payee), jumlah dan
tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jurna pengeluaran kas tersebut.
PROGRAM AUDIT
Daftar prosedur audit
untuk sebuah area audit atau keseluruhan audit dinamakan program audit. Program
audit[2] selalu memuat sebuah daftar prosedur audit dan biasanya
mencakup ukuran sampel, unsur – unsur yang akan dipilih dan waktu untuk
melaksanakan pengujian tersebut.
KETEPATAN BUKTI
Ketepatan bukti[3]
merupakan pengukuran terhadap kualitas bahan bukti, yang berarti bahan bukti
tersebut relefan dan handal dalam memenuhi tujuan audit untuk kelompok –
kelompok transaksi, saldo – saldo akun dan pengungkapan yang terkait. Jika
bahan bukti dianggap sangat tepat, akan sangat membantu dalam meyakinkan
auditor bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Ketepatan bahan
bukti dapat ditingkatkan hanya dengan cara memilih prosedur audit yang paling
relevan atau memberikan bahan bukti yang paling andal.
KEANDALAN BUKTI
Keandalan bukti[4]
mengacu pada tingkat dimana bahan bukti dapat dipercaya atau layak dipercaya.
Jika bukti dianggap meyakinkan akan sangat membantu auditor untuk yakin bahwa
laporan keuangan telah disajikan secara wajar. Sebagai contoh, jika seseorang
auditor melakukan perhitungan fisik persediaan, bahan bukti tersebut lebih
dapat diandalkan daripada jika manajemen yang memberikan hasil perhitungan
mereka sendiri pada auditor.
Keandalan, demikian pula dengan
ketepatan bergantung pada enam karakteristik keandalan bahan bukti berikut.
1.
Independensi penberi informasi
2.
Efektifitas pengendalian internal klient
3.
Pengetahuan langsung auditor
4.
Kualifikasi individu yang memberikan informasi
5.
Tingkat objektifitas
6.
Ketepatan waktu
PEMERIKSAN FISIK
Pemeriksaan fisik[5]merupakan
pemeriksaan atau perhitungan yang dilakukan oleh auditor atas asset berwujud.
Terdapat perbedaam dalam pengauditan antara pemeriksaan fisik atas asset,
seperti surat – surat berharga dan kas dengan pengujian atas dokumen, msalnya
salinan cek dan dokumen penjualan. Jika obyek yang diuji, misalnya sebuah
faktur penjualan, tidak memiliki nilai intrinsik, bukti ini disebut dengan
dokumentasi. Misalnya, sebelum cek ditandatangani,bilyet ini dinamankan sebuah
dokumen, setelah cek ditandatangani bilyet ini menjadi asset untuk istilah
pengauditan yang tepat, pemeriksaan atas cek hanya terjadi ketika cek tersebut
menjadi asset.
KONFIRMASI
Konfirmasi[6]
merupakan jawaban lisan atau tertulis yang diterima darin pihak ketiga yang
independen untuk melakukan verifikasi atas akurat informasi yang di minta oleh
auditor. Permintaan tersebut di berikan kepada klien dan klien meminta pihak
ketiga yang independen untuk menjawab langsung kepada auditor tersebut karen
konfirmasi berasal dari sumber independen klien, maka bukti ini sangat dihargai
dan sering kali digunakan.
Standar audit
menentukan 2 jenis permintaan konfirmasi, yaitu konfirmasi positif dan
konfirmasi negatif. Sebuah konfirmasi positif meminta penerima untuk menjawab pertanyaan
dalam semua kondisi. Konfirmasi positif dapat meminta penerima untuk memberikan
semua informasi (disebut formulir kosong), atau konfirmasi dapat memasukan
informasi dan meminta penerima untuk menandai apakah ia setuju atau tidak
dengan informasi yang diberikan.
DOKUMENTASI
Dokumentasi[7]
merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen – dokumen dan catatan klien
untuk membuktikan informasi yang harus, atau sebaiknya, dimasukkan dalam
laporan keuangan. Dokumen yang diuji oleh auditor adalah catatan catatan yang
digunakan oleh klien untuk memberikan informasi untuk menjalankan usahanya
dengan cara yang terstruktur, dan dpat tersaji secara tertulis diatas kertas,
dalam bentuk elektronik atau media lainnya.
Dokuemen dapat dibagi kedalam dokumen
internal dan dokumen internal. Sebuah dokumen internal telah di siapkan dan
digunakan didalam organisasi klien dan disimpan tanpa pernah keluar pihak lain.
Dokumen interal[8] termasuk salinan faktur penjualan, catatan
waktu kerja karyawan dan laporan persediaan. Sebuah dokumen eksternal[9]
ditangani oleh seseorang diluar organisasi klien dan berakhir ditangan klien.
Contoh dokumen eksternal adalah tagihan pemasiok, wesel bayar yang dibatalkan,
dan polis asuransi yang dibatalkan.
Ketika auditor menggunakan dokumentasi
untuk mendukung perlakuaan atas pencatatan atau jumlah, proses ini dinamakan
Vouching. Untuk memverifikasi transaksi yang telah tercatat auditor
dapat,sebagai contoh, memverifikasi ayat jurnal, pembelian dengan melakukuan
pengujian terhadap faktur dari pemasok dan aporan peneriman barang sehingga
tujuan keterjadian dapat terpenuhi.
Catatan kaki :
[1] Prosedur audit
: intruksi terperinci untuk pengumpulan satu jenis bukti audit.
[2]
Program audit : prosedur audit untuk
sebuah area audit, program audit selalu termasuk prosedur audit dan bisa
termasuk ukuran sampel, hal – hal yang dipilih, dan masalah waktu dari tes.
[3]
Ketapatan bukti : sebuah ukuran dari
kualitas bukti, bukti yang sesuai adalah relevan dan data diandalkan dalam
mempertemukan tujuan audit untuk berbagai kelas transaksi, neraca saldo dan
pengungkapan terkait.
[4]
Keandalan bukti : tingkat ondisi dimana
auditor yakin jika bukti sudah mendukung pendapat audit, dua penentu kedekatan
itu adalah ketepatan dan kecukupan bukti tersebut.
[5] Pemeriksaan fisik :
pemeriksaan atau perhitungan auditor terhadap asset yang dapat dihitung.
[6] Komfirmasi : catatan
atau resep milik auditor berupa tanggapan lisan atau tulisan dari pihak ketiga
yang independen memeriksa keakuratan informasi yang diminta.
[7] Dokumentasi :
pemeriksaan auditor terhadap dokumen dan catatan milik klien untuk member
pengesahan terhadap informasi yang masuk atau sebaliknya dimasukan ke dalam
laporan keuangan.
[8]
Dokumen internal : sebuah dokumen
seperti laporan waktu pegawai, yang disiapkan dandigunakan didalam organisasi
dari klien.
[9] Dokumentasi eksternal
: sebuah dokumen, seperti struk dari pemasok, yang digunakan oleh pihak luar
untuk transaksi yang didokumentasikan dan yang sekarang dimiliki atau
didapatkan dengan mudah oleh klien.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembuatan laporan auditor adalah langkah terakhir
dan paling penting dari keseluruhan proses audit. Secara umum laporan auditor
dapat didefinisikan sebagai laporan yang menyatakan pendapat auditor yang
independen mengenai kelayakan atau ketepatan pernyataan klien bahwa laporan keuangannya
disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntan yang berlaku umum,
yang diterapkan secara konsisten dengan tahun sebelumnya.
Daftar pusaka :
Agoes, Sukrisno (2011). Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik.Jakarta : Salemba Empat.
Halim, Abdul (1994). Pemeriksaan Akuntansi 1.Depok : Universitas Gunadarma.
Randol
J. ELDER. 2011. Audit Jilid 2 , Jakarta : ERLANGGA
Whittington,O.Ray dan Kurt Pany (2012).Principles
of Auditing, and Other Assurance Services, 18th Edition,Mc-Graw-Hill,New
York,NY.
William F. Messier, dan Margareth Boh. (2003). Auditing and Assurance: A Systematic Approach
(3th edition). USA : McGraw-Hill.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar