Nabi Muhammad SAW telah
memberikan tauladan kepada umatnya agar mampu menjadi hamba Allah yang sabar
lagi maha bersyukur. Namun ujian yang Allah berikan sering membuat manusia
menjadi lupa akan jati dirinya. Sering sekali para hamba Allah mengeluh bahkan menjadi
musyrik hanya karena tidak mampu berucap syukur dan istigfar atas ujian – ujian
yang sedang Allah limpahkan dalam kehidupannya. Banyak hamba Allah yang sering
melupakan bahwa sejatinya Allah selalu memberikan kelimpahan rizki kepada
setiap insan yang bernyawa.
Dunia ini memang sangat indah,
namun keindahannya hanya akan membawa luka bagi mereka para pemalas yang
memiliki sifat iri serta dengki. Ketahuilah para kaum muslimin, bahwa setiap
orang telah berjuang dan melalui setiap rintangan dalam hidupnya masing –
masing. Janganlah kalian iri atas apa yang mereka miliki dan mengira mereka
mendapatkan semua itu dengan jalan yang salah. Kita hanya melihat sebagian
kecil potret kehidupan mereka, kita tidak tahu betapa beratnya perjuangan
mereka jauh sebelum keberhasilan mereka. Jangan hanya karena keberuntungan kita
tertunda, lalu kita berasumsi tentang kehidupan orang lain terlebih berprasangka
buruk.
Jikalau memang kalian ingin
sesukses mereka, beranikan diri untuk bertanya pada mereka bagaimana caranya mendapatkan
semua itu. Pasti jawaban mereka hampir sama, ikhtiar dijalan Allah dengan penuh
semangat seraya bersujud kepadaNYA. Namun tidaklah sedikit dari kita yang
menjawab bahwa itu hanyalah sebuah omong kosong belaka. Itu semua didorong
karena sesungguhnya kita yang bermalas – masalan ini sangat menginginkan
kesuksesan diwaktu yang singkat. Bahkan ada sebagian kaum dari kita mencari
solusi dijalan yang salah. Keegoisan yang kita miliki sepertinya tidak mampu
membendung kebesaran Allah.
Apa sebenarnya yang kita cari
dalam kehidupan didunia yang sangat menipu ini? Apakah keberkahan dari Allah
atas rizki yang cukup ini kurang? Apa mungkin sebagian besar kaum muslimin akan
menghalalkan segala cara hanya sebatas bisa merasakan kursi nikmat dunia yang
sangat menipu? Tidaklah kalian takut akan azab yang Allah berikan di akhir kehidupan
kalian?
Hidup ini sangatlah singkat dan
Allah maha besar. Tidak seorang peramal pun yang mampu memprediksikan kapan
Allah akan memberikan nikmat atau azab kepada kita. Jika Allah menghendaki,
apapun itu akan terjadi dalam sekejap. Harta yang IA titipkan kepada kita akan
IA ambil kembali, nikmat sehat yang kita rasakan tiap detik akan IA kurangi
bahkan mungkin nafas yang tidak pernah putus kita gunakan akan IA cabut begitu
saja jikalau IA menghendaki. Lalu apalagi gunanya kita berbondong – bondong
melakukan setumpuk kenistaan hanya untuk mengejar yang dapat IA ambil kapan
saja?
Bagi kaum muslimin yang
beriman,,, bersyukurlah atas keberkahan yang telah Allah limpahkan didalam
kehidupan kalian. Walaupun kenyataan hidup ini sangat jauh dari impian kita,
tapi tetaplah bersyukur karena Allah masih memberikan rahmat dan hidayahnya
agar kita mau bersujud dihapadannya dalam keadaan lapang maupun sempit.
Janganlah kalian memporak porandakan kesulitan ini dengan menggadaikan keimanan
kalian. Hidup ini tidaklah bermanfaatnya jikalau kita terus menerus merasa
kurang. Haus dan lapar tidak akan berubah menjadi kenyang jika kita hanya
memikirkan kepuasan dalam diri kita.
Yakinlah bahwa Allah selalu bersama
dengan hambanya yang berhati mulia. Allah selalu meridhai jalan hambanya yang
lurus. Namun jalan kita sering terhalang oleh kenakalan hamba Allah yang
berhati iblis. Tetaplah bersyukur, ucapkan istigfar disetiap langkah yang sulit
karena pertolongan Allah tidak pernah salah, Allah selalu menolong para hamba –
hamba yang dicintainya diwaktu yang tepat. Memang sakit, namun ingatlah bahwa
Allah selalu menyediakan obat dan perawatan spesial bagi hamba yang IA kasihi.
Jangan berkecil hati karena jalan menuju impian kita sering terhambat, tapi
belajarnya dari setiap proses kesukaran yang ada. Allah maha besar, namun IA
tidaklah berwujud, saat kita memanjatkan doa kepadaNYA, Allah akan menjawab doa
kita melalaui setiap kejadian dalam keseharian kita. Dan kitalah yang
menafsirkan sendiri apa maksud dari segala peristiwa yang terjadi. Berbaik
sangkalah kepada Allah karena Allah tergantung prasangmu. Dan sucikanlah hatimu
karena hati adalah singgahsana Allah.
Berbuat baiklah kepada setiap
hamba Allah karena dalam suatu riwayat menyatakan “bisa jadi,saat engkau
tertidur lelap pintu – pintu langit sedang diketuk oleh puluhan doa kebaikan
untukmu, dari seorang fakir yang telah engkau tolong, atau dari orang kelaparan
yang telah engkau beri makan, atau dari seorang sedih yang telah engkau
bahagiakan, atau dari seseorang yang berpapasan denganmu yang telah engkau
berikan senyuman, atau dari seorang yang dihimpit kesulitan dan telah engkau
lapangkan. Maka janganlah sekali – kali engkau meremehkan sebuah kebaikan “
(Ibnu Qayyin Al – Jauziyyah dalam kitab Miftah Daaris Sa’jaadah)